Boxing Day Bonanza, menyiapkan satu pertandingan yang paling panas, yaitu duel tim sekota, The Gunners Arsenal dan The Blues Chelsea.
Lebaran 2010 saya habiskan di Bontang. Saya setiap hari hanya bermain PS, laptop. PES 2010 menjadi game terfavorit saya.
Kasus dianulirnya gol Frank Lampard ke gawang Jerman di putaran 16 besar World Cup 2010 memperbesar desakan kepada FIFA untuk menggunakan perangkat teknologi dalam membantu wasit menentukan apakah sebuah gol terjadi atau tidak di sebuah pertandingan. Banyaknya kejadian penting yang luput dari pandangan mata wasit membuat hasil suatu pertandingan menjadi kontroversial.
The International Football Association Board (IFAB) mensyaratkan beberapa kriteria yang mesti dipenuhi dalam penggunaan perangkat pendeteksi garis gawang tersebut. Perangkat tersebut mestilah 100 persen akurat. Wasit dapat menerima sinyal informasi secara cepat dan instan serta sinyal itu hanya dapat dikomunikasikan kepada ofisial pertandingan saja.
Sebelumnya teknik smartball coba diperkenalkan oleh sebuah perusahaan riset dan software dari Jerman yang berkolabari dengan Adidas. Idenya adalah dengan menanamkan chip di dalam bola dan sinyal dikirim ke receiver yang dipasang di sekeliling lapangan. Sehingga, dapat mendeteksi keberadaan bola setiap saat. Termasuk apakah bola tersebut sudah melewati garis gawang atau belum.
Informasi seketika terkirim ke perangkat yang dibawa wasit dan dapat digunakan untuk mengambil keputusan secara akurat. Namun, teknologi ini kelihatannya tidak mendapat perhatian serius dari pemakai.
Pertandingan tenis sudah lebih maju dalam menerapkan teknologi untuk membantu wasit dalam membuat keputusan. Hawk Eye technology. Nama dari perangkat tersebut. Adalah perangkat komputer dan kamera yang mampu menangkap gerakan lintasan bola dengan akurat. Alhasil informasi yang diberikan perangkat ini mampu membantu wasit membuat keputusan dengan akurasi sangat tinggi.
Sebenarnya Hawk Eye sudah siap untuk digunakan di Liga Utama Inggris (English Premiere League). Namun, masih menunggu persetujuan dari para pengambil keputusan di FIFA. Apakah sensor garis gol ini sudah bisa digunakan atau belum.
Hawk eye menggunakan kamera yang mengambil gambar 600 frame per detik pada garis gawang. Tiga buah kamera dipasang pada setiap gawang. Selanjutnya informasi akan dianalisa oleh komputer dan segera akan dikirimkan ke wasit melewati headset atau device di lengannya.
Paul Hawkin Managing Director dari Hawk Eye Innovation menjamin bahwa teknologi ini 100 persen akurat. Begitu teknologi ini diizinkan untuk digunakan mereka siap untuk menginstal perangkat ini dengan tarif sekitar 125,000 - 250,000 pounds per lapangan.
Kita tunggu saja. Mudah-mudahan FIFA tidak berkeras kepala untuk tidak menggunakan perangkat teknologi dalam membantu wasit mengambil keputusan. Sehingga, tidak ada lagi pertandingan-pertandingan dengan hasil kontroversial. Apalagi di sebuah pertandingan tingkat dunia seperti World Cup.
Namun, teknologi tetaplah punya kelemahan. Sehebat-hebatnya Hawk Eye dia tidak akan mampu mendeteksi apakah gol yang tercipta itu hasil dari tendangan kaki, sundulan kepala, atau sentuhan tangan.
Sekolah MAN 3 ini sudah bagus dan banyak berprestasi di bidang-bidang yang bergengsi tinggi. Saya ingin memberi kritik dan saran untuk MAN 3 ini. Terutama tentang teknologinya MAN 3.
Selama ujian ini, menurut saya sangat sangat berkesan. Saya disini akan memberikan suatu pandangan saya terhadap ujian kali ini.
Tak Dapat Dipungkiri, Liga Champions adalah Kompetisi antarklub paling mewah sedunia. Berbagai budget akan menunggu mereka jika berhasil membawa pulang trofi yang akan nampang di Stadion Wembley London, 28 Mei 2011.
Dengan modal yang tidak baik, Arsenal berhasil menang di UEFA Champions League
Partizan Belgrade pun dihantam 3-1.
Langganan:
Postingan (Atom)